Jumat, 02 Januari 2015

Pecel Gembel Warung Ndesel

Penasaran Gara-gara Pecel Gembel



   Hasrat makan, kadang-kadang bukan didorong oleh rasa lapar saja. Tapi bisa disebabkan nama menunya yang aneh, asing, atau awam bagi kita. Pernah mendengar istilah “pecel gembel”? Ya, itu salah satu contohnya. Embel-embel “gembel” di belakang kata “pecel” itulah yang membikin banyak orang penasaran ingin mencobanya. Termasuk pula saya
   Padahal, komposisi menunya, biasa saja. Tak beda jauh dengan orang membuat pecel umumnya. Cara membuatnya pun, jika ingin membuat sendiri, juga tidak sulit amat. Pembeda pecel gembel hanyalah pada komposisi tambahan peyek teri.
   Ada juga tambahan khas lain, yaitu telur ayam kampung ceplok. Bagi yang tidak suka atau alergi telur, ada varian berupa ayam kampung goreng. Sederhana, kan? Namun, sekali lagi, daya tarik pecinta kuliner, bukan terletak pada komposisi menunya yang sederhana atau tidak. Tapi pengalaman mencoba dan menikmati. Itulah daya tarik pembangkit hasrat makan menu ini.


    Apalagi, di saat perut keroncongan di jalan dan lagi masuk musim hujan. Pada saat seperti ini, biasanya orang cenderung mampir makan di tempat yang paling dekat dengan jalan raya. Sebagaimana juga yang saya alami ketika melewati jalan raya antara Bawen dan Salatiga, Jawa Tengah.


    Kepenasaran pertama yang membuat mampir di Warung Ndesel kali ini tentulah gara-gara tulisan baliho besar di depan warung ini yang ada istilah “pecel gembel”. Lumayan berhasil juga iklan baliho ini untuk membuai orang agar mau mampir.
    Sesuai dengan komposisi menunya yang sederhana, harganya pun masuk kategori sederhana. Tiap porsi hanya Rp 11 ribu. Sebuah harga wajar untuk makanan di daerah tersebut. Ya, ini adalah cerita sederhana tentang menu sederhana dengan harga sederhana pula.
    Tak ada salahnya Anda mencoba untuk memperkaya khasanah lidah mengenai aneka menu unik di Jawa Tengah. Selamat mencoba.   ( Lawu Budiarjo )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar