Bumbu Rempahnya Nyodok di Lidah
IBC di kawasan Kota Lama Semarang |
Siang itu terasa terik. Termometer menunjuk angka 39 derajat celcius.
Namun sebagian orang yang berada di Kota Lama Semarang kala itu, seakan tak
menghiraukannya. Bahkan sebagian begitu ceria. Terutama para wisatawan luar
kota yang datang berombongan.
Jeprat-jepret pun silih berganti. Ada yang menggunakan kamera poket digital, ada pula yang menenteng kamera profesional
SLR. Mereka beramai-ramai mengabadikan momen berlatar bangunan-bangunan Kota
Lama. Beberapa di antaranya berfoto selfie sendirian menggunakan ponselnya.
Tepat di sekitar bangunan Gereja Blenduk, terdapat bangunan yang
sudah berusia seabad juga. Bangunannya masih kokoh dan terawat. Saat jadwal
makan siang tiba, halaman bangunan ini dipenuhi mobil-mobil parkir.
Bangunan bersejarah tersebut sekarang disulap menjadi restoran
Ikan Bakar Cianjur (IBC). Nuansa retro dan klasik seakan menjadi menu pembuka
yang menyapa pengunjung tempat makan ini. Menyelaraskan gedungnya yang kuno,
meja dan kursi makan restoran ini pun ikut-ikutan dipilih yang bernuansa tempo
dulu. Berbahan kayu jati tebal dan besar-besar ukurannya.
Keasyikan kian terasa bagi pengunjung yang datang berombongan.
Tapi hati-hati, rombongan dalam jumlah besar disarankan memesan tempat dulu
sebelumnya. Bisa tidak mendapat meja dan tempat duduk jika tak memesan
sebelumnya. Terutama saat jam makan siang pada hari libur.
Restoran ini memang tak pernah sepi. Beberapa keluarga di Semarang
menjadikannya sebagai tempat favorit untuk merayakan ulang tahun bersama
keluarga besarnya. Magnet apa sebenarnya yang terpendam di balik nama IBC ini?
Memanjakan lidah dengan kenikmatan rempah-rempah alami! Ya, memang
rempah-rempah itulah yang menjadi kekuatan rasa menu ikan bakar di sini.
Bumbunya terasa sekali khas Sunda. Pas sekali dengan selera lidah kebanyakan
orang Indonesia yang menggemari rasa gurih rempah.
Itu baru ikannya. Nasinya? Gurih juga. Bahkan lebih asyik lagi saat
kita mengambil kerak nasi dari ketel kecil yang langsung disajikan di meja
makan bersama menu lainnya. Jika kerak nasi yang dimasak sendiri umumnya keras,
khusus kerak nasi di sini tidak terasa sedikit pun keras.
Jangan ketinggalan sambal terinya. Hmmm… Tak kalah sedap bro!
Sambalnya tak membuat mulut serasa terbakar kepedasan. Justru gurih yang lebih
terasa. Maka jangan heran jika menu sambal teri ini termasuk sajian yang paling
cepat ludes di mulut.
Bagaimana harganya? Semua jenis gurami dibanderol Rp 66 ribu, mulai dari gurami bakar, goreng, pesmol, asam manis, tausi, tim, sop, hingga gurami tiram saus. Satu gurami besar bisa dimakan bareng 5 orang. Menu ikan nila lebih murah sedikit, Rp 60 ribu untuk semua varian, mulai dari nila bakar, goreng, pesmol, pepes, hingga nila tiram saus. Bagi yang memilih menu ayam goreng atau bakar, satunya Rp 16 ribu.
Bagaimana harganya? Semua jenis gurami dibanderol Rp 66 ribu, mulai dari gurami bakar, goreng, pesmol, asam manis, tausi, tim, sop, hingga gurami tiram saus. Satu gurami besar bisa dimakan bareng 5 orang. Menu ikan nila lebih murah sedikit, Rp 60 ribu untuk semua varian, mulai dari nila bakar, goreng, pesmol, pepes, hingga nila tiram saus. Bagi yang memilih menu ayam goreng atau bakar, satunya Rp 16 ribu.
Sementara untuk nasinya, terdapat sejumlah pilihan, yakni nasi liwet Rp
22 ribu, nasi uduk Rp 10 ribu, dan nasi goreng Rp 28 ribu. Nasi tersebut bisa
dimakan beramai-ramai. Bagi yang suka tumis, terdapat aneka varian dengan harga
sama Rp 18 ribu, meliputi tumis kangkung, kol, kailan, pucuk labu, dan sawi
hijau. Sementara, bagi yang suka sambal dan lalapan, satu porsinya dibanderol
Rp 10 ribu.
Sudah tahu harganya, kan?
Nah, silakan siapkan sendiri berapa rupiah yang harus Anda bawa ke tempat ini.
Bisa tunai, bisa pula kredit. Selamat menikmati. ( Lawu Budiarjo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar