Jumat, 23 Januari 2015

Kafe Pelangi Jl Singosari Semarang



Wow...Nasi Goreng Terasi!


Kafe satu ini termasuk unik. Properti dan penataan interiornya tampak bergaya minimalis modern. Ada meja bar di lantai bawah. Penataan cahayanya di dalam ruang dirancang temaram, seperti pub. Di lantai dua bagian depan, terdapat meja kursi yang  ditata tanpa atap seperti resto di ruang terbuka. Saat cuaca tidak hujan, terasa nikmat sekali berada di lantai 2 tersebut, terutama malam.
Sebagian besar menunya, juga mengadopsi menu Barat. Namun, ketika para pengunjungnya ditanya mengenai menu yang paling disukai, ternyata jawabnya bukanlah menu Barat. Nasi goreng terasi! Itulah jawabnya.  
Nasi goreng terasi andalan Kafe Pelangi
Ya, itulah keunikan Kafe Pelangi. Semua orang kan tahu, nasi goreng itu menu Indonesia banget. Asli made in Indonesia. Bagi orang yang mengenal pertama kafe yang berlokasi di Jl Singosari Raya Semarang ini, tentulah tidak menyangka jika nasi goreng terasi ternyata yang justru menjadi menu favorit rumah makan ini.
Dugaanku pun seperti itu kala mengenal perdana Pelangi. Maka ketika ada kesempatan lagi ke tempat ini, menu yang ingin kucoba ya nasi goreng terasi. Ini sekaligus untuk penawar kepenasaranku yang belum terjawab.
Lantas, apanya yang menarik? Terasinya terasa merata, tidak ekstrem. Jadi terasa soft di lidah. Sementara, pedasnya juga terasa, namun tidak sampai membuat orang kepedasan. Nasi goreng ini juga dicampuri daging sapi empuk. Ada pula tambahan acar mentimun.
Wow, pantas banyak yang suka. Tapi bukan soal rasa saja yang tampaknya  membuat menu ini jadi favorit. Harganya yang terjangkau, Rp 20.000 per porsi, menjadi faktor daya tarik lainnya di mata pengunjung.
Untuk porsi yang lebih premium, tersedia juga nasi goreng terasi istimewa dengan tambahan menu 1 potong ayam goreng dan telur. Harganya lebih tinggi, Rp 35.000 per porsi. Ada pula nasi goreng lidah (Rp 25.000).  Setelah nasi goreng, catatanku berikutnya soal keunikan kafe ini tertuju kepada menu singkong keju. Banyak pengunjung menyukainya.  Lagi-lagi yang kudapati, ternyata menu asli Indonesia mampu mengalahkan menu impor. Hebat juga, bro! Singkong bisa naik kelas ke segmen premium. Harga per porsinya Rp 9.000. Singkong keju ini lebih banyak dibeli pengunjung dalam bungkusan untuk dimakan di jalan atau di rumah.
Di sini juga tersedia lontong opor tempo doeloe. Apa bedanya dengan lontong opor kebanyakan sekarang? Nggak banyak sebenarnya. Cuma pada kuahnya. Pada menu tempo doeloe, terdapat kuah sayur lodeh. Bagi yang menikmati menu ini, memorinya menjadi terbawa ke tempo doeloe juga. Beginilah keasyikan berkuliner. Kenikmatan rasa kadang-kadang terbawa oleh suasana psikis yang menyelimuti saat itu.

    Nah, sekarang gantian menu Barat. Di sini ada menu baru wagyu fried rice. Menu ini menambah kelengkapan pilihan wagyu. Sebelumnya sudah ada wagyu, tapi dalam bentuk steak. Harga kedua menu wagyu ini sama, Rp 95.000 per porsi. Untuk ukuran umum, memang termasuk mahal menu ini. Harap maklum, ini termasuk menu segmen premium. Jika mahal, itu lantaran daging sapinya khusus dan harus diimpor dari Jepang dan Australia.
Oke, selanjutnya masih ada lagi menu dorry curry with rice. Apa itu dorry? Ini adalah nama ikan impor. Menu ini disusun dari ikan dorry yang dipilet kemudian ditambahi nasi dan kuah kare. Ada lagi menu lain yang berbahan ikan dorry. Dan ini termasuk menu baru: John dorry spaghetti. Untuk yang terakhir, menunya dikemas dalam bentuk spaghetti. Kedua menu dorry ini bisa disantap dengan harga Rp 35.000 per porsi.
Bagi penggemar kopi, ada pilihan hot dan cold. Hot coffee yang paling murah adalah espresso single Rp 8.000. Espresso double Rp 12.000. Coffee latte, espresso cookies, hazelnut mocca, dan hazelnut coffee latte Rp 16.000. Caramel crame brulee Rp 17.000. Cappucino calua dan baileys Rp 25.000. Sementara yang ice coffee ada alogato, coffee float, ice coffee kalua, blue triple decker, green triple decker, cappuccino truffle ice, strawberry coffee, banana coffee, dan sweety mocca dengan harga Rp 16.000 hingga Rp 19.000.
Bagi penggemar beer tersedia Bintang, Heineken, dan Cosmopolitan sling dengan kisaran harga Rp 23.000. Ada pula aneka menu minuman soda, cold serta hot drink. Silakan pilih sendiri menunya!   (Lawu Budiarjo)


  

Kamis, 22 Januari 2015

Nasi Sup Senerek Pak Parto Magelang


Menu Segar buat Sarapan

Senerek sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat Jawa Tengah. Sudah banyak yang mengenalnya. Jenis kacang-kacangan ini bahkan sudah sering dimasak ibu-ibu di rumah. Namun, bagi yang tidak terbiasa memasak sendiri, kadang-kadang menemukan sup senerek bukan perkara gampang. Sebab, memang tidak banyak yang menjual sup senerek.
Demikian pula di jalanan. Jarang ditemukan rumah makan atau restoran yang khusus menyajikan menu ini. Nah, bagi yang kebetulan melewati Kota Magelang, ada rumah makan yang menspesialiskan diri menyajikan menu sup senerek.

 
Warung Nasi Sup Senerek Pak Parto. Itulah nama tempat makannya. Cukup mudah mencari lokasinya. Cari aja di  sekitar Alun-alun Magelang. Atau, bisa juga  di cabangnya, Jalan Ikhlas, sekitar 1 km dari Taman Kyai Langgeng.
Komposisi menunya tidak terlalu banyak. Seperti lazimnya sup, kuahnya banyak. Ada daging sapi. Dan tentunya, senerek. Sup yang disajikan tidak terlalu pekat, sehingga senereknya masih tampak utuh tidak ada yang ikut larut dalam kuah.

 
Di Kota Magelang yang agak berhawa dingin, nasi sup senerek Pak Parto terasa nikmat saat disantap pagi, atau pas sarapan. Kuahnya ikut menghangatkan dan menyegarkan tenggorokan komplet. Harganya pun  terjangkau. Menu yang sederhana Rp 8.500 per porsi. Dan menu yang porsinya agak banyak Rp 11.500.
Jika perut sudah dalam keadaan kenyang, santap saja sup senereknya tanpa nasi. Ini kudapan yang tidak terlalu mengenyangkan. Silakan mencoba.  (Lawu Budiarjo)